mediajava

blog berita,info,Herbal,news,iklan

Barat Manfaatkan Al-Qaeda guna Legalkan Pembantaian Libya

TEHERAN (Majanews) – Media-media Barat menutupi revolusi populer yang tengah berlangsung di Libya dengan gelombang kerusuhan yang diciptakan oleh al-Qaeda. Hal itu dilakukan untuk membenarkan sikap diam para pemimpin Barat terhadap nasib rakyat di negara di belahan utara benua Afrika tersebut, demikian dinyatakan sebuah media Iran.

Abu Yahya al-Libi, sosok yang diklaim Barat sebagai komandan al-Qaeda, menyerukan penggulingan penguasa Libya, Muammar Gaddafi.

Dalam rekaman video berdurasi 30 menit yang diunggah di internet, Abu Yahya menekankan bahwa setelah tumbangnya rezim di Tunisia dan Mesir, kini giliran Libya, demikian dilaporkan Deutsche Welle.

“Kapan pun Gaddafi dan Amerika Serikat ingin membantai warga sipil, mereka tinggal mengklaim yang melakukan adalah al-Qaeda sehingga pembunuhan itu bisa mereka lakukan dengan bebas,” demikian dilansir Press TV.

“Rekaman video baru oleh seseorang yang diklaim sebagai komandan al-Qaeda merupakan taktik baru untuk membenarkan pembantaian warga sipil Libya,” tambah media Iran tersebut.

Al-Libi kabarnya menyerukan penegakan hukum Syariah di Libya. Ia mampu meloloskan diri dari penjara di Bagram, Afghanistan, pada tahun 2005 lalu.

Menurut Press TV, Al-Libi tak pernah menjadi anggota top al-Qaeda. “Tidak diketahui bagaimana AS membebaskan dia (al-Libi) dari penjara di Afghanistan untuk kemudian dipergunakan sebagai juru bicara al-Qaeda guna menjalankan rencana-rencana semacam itu.”

Media AS, Washington Post, menyebutkan bahwa al-Libi, yang diyakini berusia mendekati kepala empat, muncul sebagai wajah baru al-Qaeda di hadapan publik.

“Dia (al-Libi) terkenal setelah berhasil melarikan diri dari sebuah penjara militer AS di Bagram, Afghanistan, pada Juli 2005 bersama dengan tiga anggota al-Qaeda lainnya,” tulis Washington Post.

Setahun kemudian, tambah Washington Post, al-Libi muncul dalam sebuah rekaman video berdurasi 54 menit yang menceritakan tertangkapnya dirinya oleh pasukan Pakistan pada 2002, saat dia ditahan di penjara AS kemudian meloloskan diri dari penjara.

Media AS tersebut kemudian mengklaim bahwa al-Libi ditunjuk sebagai komandan lapangan al-Qaeda di Afghanistan, meski bergaya sebagai teolog dan sering memberikan komentar panjang lebar mengenai berbagai peristiwa politik, termasuk kontroversi pemuatan kartun Nabi Muhammad di Denmark dan persidangan kriminal para suster Bulgaria di Libya.

“Rezim Libya ingin membujuk Barat dan membuat senang majikannya dengan cara menggugurkan kasus kejahatan keji seperti ini,” kata al-Libi sebelum pemerintah Libya membebaskan para suster Bulgaria setelah mendapat tekanan internasional. Para suster itu ditangkap karena tuduhan menyuntikkan virus AIDS kepada anak-anak di Libya.

“Seiring berjalannya waktu, kami melihat dia (al-Libi) mulai berbicara mengenai isu-isu global yang penting bagi al-Qaeda,” kata Ben Venzke, direktur eksekutif IntelCenter, sebuah kelompok penelitian terorisme.

“Dia (al-Libi) telah menjadi wajah yang paling sering dilihat di video, melampaui Ayman al-Zawahiri dalam satu setengah tahun. Dia juga menghasilkan banyak tulisan,” tambah Venzke.

Menurut Washington Post, tidak banyak yang dapat diketahui mengenai asal-usul al-Libi. “Dia adalah anggota gerakan Islam di Libya yang berusaha menggulingkan Muammar Gaddafi pada tahun 1990-an,” tulis media AS tersebut.(suaramedi)a

02/04/2011 - Posted by | Sekilas info | , , , , , , , , , , , , ,

Sorry, the comment form is closed at this time.